Halodayak.com, Sampit – Tintin (42), Ibu Rumah Tangga RT 05 Desa Rungau, Kecamatan Danau Seluluk Kabupaten Seruyan ini disaat bulan Ramadan berbagai kesibukan dilakukan ibu dua anak ini.
“Bersama keluarga terutama bulan Ramadan ini berbagai aktivitas dilakukan. Mulai dari memanen buah sawit, mengaret, sampai menumbuk (manepe) beras ketan untuk dijadikan emping atau makanan tradisional,”katanya kepada Kaltengtoday, Senin (18/4).
Menumbuk padi untuk dijadikan beras ini memang sering dilakukan terutama sekali untuk melestarikan tradisi daerah. Apalagi kegiatan ini dilakukan pada saat bulan Ramadan. Meski haus dan lapar tidak menyurutkan untuk bisa terus berpuasa. Jelasnya lagi.
Diungkapnya lagi, proses amping ini mulai dari menggoreng padi sampai agak menguning. Kemudian lagi, padi yang agak menguning ini dibuat ke dalam wadah (lesung) untuk ditumbuk dengan kayu (halu).
“Ketika amping ini agak lembek atau terpisah dari padi maka saat itu pula amping dari padi ketan itu diambil dari wadah alias lisung tadi,”tambahnya.
Setelah amping itu jadi, maka akan dicampur dengan air panas dan parutan kelapa untuk kemudian dimakan saat berbuka puasa.
“Alhamdulillah, rasanya luar biasa dan ini hanya ada di wilayah pedesaan saja. Meski pernah mencari pasar-pasar, namun amping ini masih banyak ditemui di wilayah pedesaan Seruyan khususnya,”pungkasnya.