PALANGKA RAYA, HALODAYAK.COM – Edy Pratowo Wakil Gubernur yang tengah menjabat, telah mendaftar untuk turut andil dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada). Edy telah mendaftar bakal calon (Bacalon) peserta Pilkada di tiga partai besar, mulai dari Partai Golkar, Partai Gerindra serta Partai Nasdem.
Ia menegaskan, akan mengikuti mekanisme partai dan bersikap situasional sesuai dengan tugas dan keinginan masyarakat. Kemudian, pada pendaftaran yang dilakukan di partai Golkar Edy Pratowo menyebutkan bahwa ada empat nama yang masuk, termasuk dirinya, sebagai 2 bacalon gubernur dan 2 bacalon wakil gubernur. Meskipun demikian, dirinya fleksibel mengikuti mekanisme partai.
“Saya kan wagub, belajar dari pengalaman wagub mestinya kan sampai 2026, namun terpotong karena aturan. Saya kira pengalaman tersebut cukup,” ujar Edy, menegaskan komitmennya terhadap tugas yang diembannya.
Tidak hanya itu, Edy Pratowo juga mengungkapkan motto pribadinya.
“Saat berhenti adalah pilihan, tapi terus bergerak adalah kewajiban,” yang mencerminkan semangatnya untuk terus berkarya dan melayani masyarakat.
Pendaftaran Edy Pratowo dilakukan di beberapa partai politik, termasuk Nasdem, Gerindra, dan Golkar, menunjukkan dukungan dari berbagai latar belakang politik. Dengan sikap fleksibel dan komitmen terhadap tugas dan keinginan masyarakat, Edy Pratowo menunjukkan bahwa dirinya siap untuk terus bergerak dalam mengemban amanah sebagai calon Wakil Gubernur.
Ketika ditanya terkait keikutsertaannya pada kontestasi Pilkada 2024, Edy menyebutkan bahwa pendaftaran dirinya bersifat situasional. Dalam artian ia siap menerima posisi apa saja yang ditawarkan dan direkomendasikan oleh partai pengusung.
“Saya sendiri dalam hal ini fleksibel saja mengikuti mekanisme partai. Saya kan saat ini wagub, belajar dari pengalaman wagub yang mestinya sampai 2026, namun terpotong karena aturan. Saya kira pengalaman tersebut cukup untuk turut maju pada Pilkada,” imbuh wagub.
Edy menegaskan bahwa situasi saat ini sesuai dengan penugasan partai dan dirinya bersifat situasional dalam mengambil tindakan. Ia juga menyebutkan memiliki motto; “Saat berhenti adalah pilihan, tapi terus bergerak adalah kewajiban” untuk menjadikan dirinya sebagai pemimpin yang berani bergerak maju dan berinovasi.
“Siapa tau SDM (sumber daya manusia) saya masih dibutuhkan masyarakat Kalteng. Saya (siap) dimanapun itu adalah amanah. Sesuai dengan moto saya,” saat berhenti adalah pilihan, tapi ketika terus bergerak adalah kewajiban,” pungkasnya. (Uni/Vgs)