PALANGKA RAYA, HALODAYAK.COM – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran, kembali menunjukkan kepeduliannya kepada masyarakat dengan menggelar pasar murah di Bundaran Besar Palangka Raya. Acara yang berlangsung pada Minggu ini ditujukan khusus bagi Relawan Kemanusiaan, Relawan Pemadam Kebakaran, dan para pengemudi ojek online.
Gubernur menyampaikan, harapannya agar pasar murah ini dapat meringankan beban ekonomi masyarakat, terutama bagi mereka yang berada di kalangan bawah.
“Kami ingin membantu Bapak/Ibu sekalian dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasar murah ini akan dilanjutkan di beberapa lokasi lainnya seperti Kereng Bangkirai, Mendawai, dan Pahandut. Dengan harga yang terjangkau, diharapkan para relawan dan pekerja sektor transportasi dapat memperoleh bahan pokok dengan lebih mudah,” ujarnya, belum lama ini.
Ia juga menekankan, pentingnya dukungan terhadap kelompok yang rentan, mengingat banyak dari mereka tergolong tidak mampu.
“Relawan dan pengemudi ojek online merupakan bagian penting dari masyarakat kita, dan mereka layak mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Melalui pasar murah ini, pemerintah berkomitmen untuk memberikan solusi praktis bagi kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, Plt. Sekda Prov. Kalteng, M. Katma F. Dirun menjelaskan, bahwa upaya pengendalian inflasi menjadi fokus utama pemerintah saat ini.
“Kenaikan harga kebutuhan pokok seperti beras, gula, dan minyak goreng masih terjadi. Oleh karena itu, pasar murah ini merupakan salah satu langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga,” katanya.
Katma menuturkan, kegiatan ini menjelang bulan Desember dan hari-hari besar keagamaan, ketika kebutuhan masyarakat meningkat. Dengan diadakannya pasar murah ini, diharapkan masyarakat yang tidak mampu dapat lebih mudah mengakses kebutuhan pokok.
“Oleh karena itu, komitmen untuk terus memberikan dukungan, tidak hanya dalam hal kebutuhan sehari-hari, tetapi juga melalui program beasiswa bagi anak-anak Kalteng agar tetap bisa melanjutkan pendidikan mereka. Kami ingin memastikan bahwa tidak ada anak yang putus sekolah karena masalah ekonomi,” pungkasnya. (Uni/Vgs)
