PALANGKA RAYA, HALODAYAK.COM – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) meluncurkan 70 buku cerita anak dwibahasa. Adanya tujuan dengan memperkenalkan kearifan lokal, khususnya bahasa Dayak kepada anak-anak.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalteng Muhammad Muis menyatakan, pembuatan buku ini mengalami perjalanan panjang dan melibatkan berbagai tahapan, seperti pengadaan bimbingan teknis kepenulisan, pembuatan ilustrasi, survei keterbacaan, penyuntingan, dan persiapan untuk naik cetak. Dimana para penulis yang terlibat berasal dari berbagai daerah di Kalteng dan menggunakan bahasa daerah masing-masing, seperti Dayak Ngaju, Dayak Maanyan, Dayak Sampit, Dayak Ot Danum (Kadorih), Dayak Bakumpai, Dayak Katingan, dan Bahasa Melayu Dialek Kotawaringin.
“Itu menjadi sasaran buku cerita anak ini adalah tingkat TK/PAUD dan SD kelas awal, dengan harapan dapat membangun semangat membaca dan literasi di kalangan anak-anak,” tuturnya, di Palangka Raya, baru-baru ini.
Muis mengatakan, sangat menyayangkan masih banyak anak-anak di Kalteng yang tidak terbiasa berbahasa daerah, seperti yang didapatkannya saat survei keterbacaan di lapangan.
“Oleh karena itu, saya berharap peluncuran buku ini dapat membangkitkan minat anak-anak terhadap bahasa daerah dan memperkenalkan kearifan lokal,” katanya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan pada tahun 2024 mendatang, Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah menargetkan untuk menerbitkan 70 buku cerita anak lagi. Hal ini menunjukkan komitmen Balai Bahasa dalam menjaga dan mengembangkan kearifan lokal serta dunia literasi di Kalteng, khususnya dalam bahasa daerah.
“Kami berharap dengan hadirnya buku cerita anak dwibahasa ini, anak-anak di Kalteng dapat semakin mencintai bahasa daerah dan memahami keanekaragaman budaya yang dimiliki daerah tersebut,” pungkasnya. (Uni/Vgs)
