Home Halo Kalteng Makin Berkah Jambore Pendidikan Kalteng: Dorong Aspirasi Pendidikan dan Perangi Pernikahan Dini serta Stunting

Jambore Pendidikan Kalteng: Dorong Aspirasi Pendidikan dan Perangi Pernikahan Dini serta Stunting

Foto: Ist/Halodayak.com JAMBORE - Ketua TP PKK Provinsi Kalteng Ivo Sugianto Sabran pada pembukaan Jambore Pendidikan dan Jambore Pemuda, di GOR Serbaguna Indoor Palangka Raya, Sabtu (26/10/2024).

PALANGKA RAYA, HALODAYAK.COM – Ketua TP PKK Kalimantan Tengah (Kalteng) Ivo Sugianto Sabran menyampaikan kegiatan Jambore Pendidikan dan Jambore Pemuda menjadi salah satu wadah silaturahmi dan diskusi untuk menyerap aspirasi terkait pendidikan. Kegiatan ini menjadi kesempatan bagi semua pihak untuk berkolaborasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Kalteng.

Ivo menyatakan bahwa saat ini pemerintah daerah fokus pada program-program yang mendukung pengembangan SDM berkualitas, termasuk melalui Dinas Pendidikan dengan inisiatif TABE (Tabungan Beasiswa).

“Kita memberikan bantuan stimulan pendidikan bagi mahasiswa untuk menjadi entrepreneur. Ini adalah komitmen Gubernur H. Sugianto Sabran untuk memastikan 10.000 mahasiswa S1 dapat menyelesaikan studi mereka,” ujarnya pada pembukaan Jambore Pendidikan dan Jambore Pemuda, di GOR Serbaguna Indoor Palangka Raya, Sabtu (26/10/2024) malam.

Ivo juga menyoroti tantangan yang dihadapi Kalteng dan Indonesia, seperti pernikahan usia anak dan masalah stunting. Ia menjelaskan bahwa remaja memiliki peran penting dalam mengatasi isu-isu tersebut.

“Usia perkawinan anak lebih banyak membawa dampak negatif, terutama dalam kesehatan. Menikah di usia muda berisiko tinggi terhadap pendarahan dan kematian, serta berdampak pada kesehatan mental,” ungkapnya.

Lebih jauh, Ivo mengingatkan bahwa pernikahan dini juga berdampak pada pendidikan, yang bisa terhambat akibat tanggung jawab keluarga.

“Setelah menyelesaikan pendidikan, penting bagi remaja untuk melanjutkan kuliah agar masa depan mereka lebih cerah,” tuturnya.

Ivo kemudian menekankan tiga prioritas utama (PR) yang harus diperhatikan oleh generasi muda: menjadi agen perubahan, berperan sebagai role model, dan memanfaatkan media sosial untuk hal-hal positif.

“Kita harus menjadi agen pembangunan dengan memanfaatkan potensi positif yang dimiliki, serta menerapkan relasi yang positif dalam kehidupan sehari-hari,” pesannya.

Dia juga mengusulkan usia ideal untuk menikah adalah di atas 25 tahun, dengan 21 tahun sebagai batas minimal, untuk memastikan kesiapan fisik dan mental dalam menghadapi pernikahan. Dengan langkah-langkah ini, Ivo berharap generasi muda Kalteng dapat berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik dan berdaya saing. (Uni/Vgs)

Exit mobile version