JAKARTA, HALODAYAK.COM – Ketua Dewan Audit Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sophia Wattimena mengatakan, OJK terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi dengan kementerian lembaga, asosiasi profesi, dan akademisi di bidang Governance, Risk, and Compliance (GRC) untuk memperkuat governansi dan penegakan integritas di sektor jasa keuangan (SJK).
“Untuk mendukung terwujudnya pembangunan nasional dan pengembangan governansi kolaboratif menuju Indonesia Emas 2045, fungsi GRC khususnya di sektor jasa keuangan diharapkan mampu menjadi penggerak dalam peningkatan sinergi, terutama dalam mengoptimalkan manajemen risiko pada implementasi ESG dan sustainability serta penanganan permasalahan cybersecurity,” ucapnya, melalui press rilis Humas OJK Pusat, Senin (29/7/2024).
Forum Pre-RGS ini diselenggarakan oleh OJK dengan melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan untuk mendiskusikan isu signifikan terkait GRC sebagai masukan tema dalam forum RGS Tahun 2024 yang rencananya akan diselenggarakan pada November 2024. Pada kesempatan kali ini, topik yang dibahas meliputi implementasi Environment, Social, and Governance (ESG) dan sustainability serta penanganan cybersecurity dengan narasumber dari praktisi, akademisi, lembaga, dan asosiasi profesi bidang GRC.
Pada sesi diskusi ESG dan sustainability, beberapa perhatian utama termasuk perlunya standarisasi pelaporan berkelanjutan dan assurance khususnya di sektor publik, peran akuntan dalam pelaksanaan ESG terutama dalam transparansi penyajian informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan, serta pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, akademisi, asosiasi profesi, dan lembaga bidang GRC dalam peningkatan kesadaran, pengembangan, dan enforcement pengawasan/pemantauan untuk memastikan kesinambungan implementasi program dan kebijakan ESG.
Sementara itu, dalam sesi diskusi penanganan cybersecurity, beberapa perhatian utama termasuk pentingnya evaluasi dan kepatuhan proses bisnis dengan UU Pelindungan Data Pribadi, mitigasi atas kerjasama teknologi informasi dengan pihak ketiga yang sering menjadi celah serangan siber, pentingnya pemahaman keamanan siber tidak hanya dari sisi proses bisnis dan teknologi informasi tetapi juga peningkatan pemahaman dan kesadaran SDM serta pengembangan ekosistem untuk identifikasi dan penanganan serangan siber.
Selanjutnya, Forum RGS 2024 akan diselenggarakan dengan mengedepankan sinergi dan kolaborasi dari kementerian/lembaga, asosiasi profesi bidang GRC, akademisi, dan pemangku kepentingan terkait lainnya dengan pendalaman atas topik strategis berdasarkan hasil diskusi Pre-RGS untuk dapat memenuhi kebutuhan terkini SJK dan pemangku kepentingan, mendukung program strategis pembangunan nasional, dan memperkuat penyampaian pesan penting OJK terkait penguatan governansi dan penegakan integritas di Indonesia. (Uni/Vgs)