halodayak.com , TANJUNG SELOR – Pada penetapan 1 Ramadan 1443 H/2022 M lalu, ada perbedaan antara Muhammadiyah dengan NU dalam hal ini pemerintah. Namun untuk 1 Syawal 1443 H atau Hari Raya Idulfitri 1443 H/2022 diperkirakan akan bersamaan pada Senin (2/5) nanti.
Sebab berdasarkan hisab, posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat atau penentuan 1 Syawal 1443 H yang diadakan pemerintah pada 1 Mei 2022 sudah bisa terlihat.
Menanggapi kabar tersebut, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Kaltara Drs. H. Saifi, M.Pd melalui Kepala Bidang Haji dan Bimas Islam H. M. Saleh, S.Ag., M.Pd mengatakan pihaknya belum dapat memastikan Idulfitri 1443 H/2022 jatuh pada 2 Mei.
“Isu yang saya dengar begitu, Idulfitri pemerintah berpotensi bersamaan dengan Muhammadiyah pada 2 Mei nanti meski sebelumnya dalam penetapan 1 Ramadan ada perbedaan,” ujar Saleh kepada Radar Kaltara, Rabu pagi (27/4).
Namun, pihaknya tetap diinstruksikan melakukan pemantauan hilal pada 1 Mei nanti di Taman Berlabuh, Kota Tarakan. Hasilnya akan dibawa ke sidang isbat yang pelaksanaanya akan digelar pada 1 Mei tersebut.
“Kabupaten kota di Kaltara juga tetap melakukan pemantauan hilal di daerah masing-masing,” sebutnya.
Selain sebagai program rutin setiap tahun, pemantaun hilal di masing-masing daerah juga sebagai bentuk sosialisasi ke masyarakat terkait Rukyatul Hilal.
“Terkait dengan 1 Syawal ini masyarakat diimbau untuk tetap menunggu pengumuman resmi dari pemerintah,” ujarnya.
Dikutip dari radartegal.com, kendati hilal berpotensi terlihat, Minggu (1/5) mendatang, Kemenag memastikan akan tetap melaksanakan sidang isbat. Hasil sidang isbat itulah yang nantinya akan dijadikan dasar penentuan 1 Syawal 1443 Hijriah.
Dengan ketentuan yang telah diperbarui, hilal memang kemungkinan terlihat pada 1 Mei mendatang. Dengan begitu, ada potensi Lebaran Idulfitri akan berlangsung pada keesokan harinya, bersamaan dengan Muhammadiyah yang telah menentukan lebaran 2 Mei.
Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Kamarudin Amin menjelaskan, posisi hilal di Indonesia diperkirakan pada saat sidang Isbat sudah memenuhi ketentuan MABIMS. MABIMS adalah Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura.
Atau sesuai ketentuan terbaru yang telah diperbarui. Proses pemantauan hilal sendiri di Indonesia akan dilakukan di 99 titik lokasi tepat pada 29 Ramadan 1443 Hijriiah, yakni 1 Mei 2022.
Kamarudin menjelaskan, pemerintah akan menggunakan metode Hisab dan Rukyat untuk menentukan awal Syawal atau Lebaran.
Di Indonesia, pada 29 Ramadan 1443 H yang bertepatan dengan 1 Mei 2022 tinggi hilal antara 4 derajat 0,59 menit sampai 5 derajat 33,57 menit. Dengan sudut elongasi antara 4,89 derajat sampai 6,4 derajat. Secara hisab pada hari tersebut hilal awal Syawal sudah terlihat pada 1 Mei 2022.
“Artinya, secara hisab, pada hari (1 Mei 2022) tersebut posisi hilal awal Syawal di Indonesia telah masuk dalam kriteria baru MABIMS (terlihat),” imbuh Kamaruddin.
Menurut kriteria baru MABIMS, imkanur rukyat dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
Dengan kemungkinan hilal terlihat pada 1 Mei 2022, maka besar kemungkinan lebaran Idul Fitri akan berbarengan dengan Muhammadiyah pada 2, Mei 2022.