PALANGKA RAYA, HALODAYAK.COM – Tragedi berdarah yang terjadi di lingkungan pondok pesantren mendapat perhatian dari banyak pihak. Termasuk salah satunya Wakil Ketua I Komisi C DPRD Kota Palangka Raya Ruselita yang prihatin atas terjadinya kasus tersebut. Apalagi kejadian itu dilakukan seorang santri yang baru berusia belasan terhadap terhadap ustadzah.
“Kejadian ini tentu menjadi keprihatinan bagi kita semua apalagi dilakukan santri yang di bawah umur,” kata Ruselita, Senin (20/5/2024).
Ruselita juga mempertanyakan apa yang melatarbelakangi santri tersebut sampai nekat melakukan penganiayaan hingga menewaskan korban. Padahal lingkungan pesantren memiliki pendidikan dan pembelajaran agama yang kuat dan bahkan ketat. Sehingga sulit dipercaya jika seorang santri sampai tega melakukan penganiayaan apalagi anak bawah umur.
“Tentu ini menjadi pertanyaan, mengapa bisa seorang santri memiliki pemikiran dan bertindak seperti itu. Namun kita belum bisa berkomentar terlalu dalam karena kasus ini masih diselidiki,” ujarnya.
Meski demikian, Ruselita meminta agar kejadian tersebut mendapat perhatian serius. Terutama bagi pemerintah melalui instansi-instansi terkait. Dia berharap pemerintah dapat mengambil sikap atas terjadinya kasus di lingkungan pendidikan tersebut.
“Dinas Pendidikan harus turun langsung ke lapangan untuk ikut melakukan penelusuran untuk mengetahui perilaku santri yang demikian. Apakah cara pola pendidikannya telah sesuai dengan ketentuan kurikulum dan lainnya,” tegasnya. (dik/hdk)