PALANGKA RAYA- HALODAYAK.COM – Stunting saat ini menjadi perhatian serius pemerintah dan masyarakat. Pasalnya, kasus stunring cukup tinggi di Indonesia, terutama Kalimantan Tengah.
Orangtua harus memahami cara pencegahan stuting, karena banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya stunting. Itu seperti disampaikan Kepala Program Studi (Kaprodi) D – III Farmasi Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR) Apt. Evi Mulyani MFram.
Dia mengatajan, stunting bukan hanya faktor genetik. Faktor penyebab stunting meningkat karena pola asuh dari orangtua.
“Pola asuh anak sejak dini berpangaruh terjadinya stunting. Dimana anak – anak yang masih belum cukup usia untuk mengasumsi makanan cepat saji seperti ciki- cikian. Hal ini membuat perbutuhan gizi anak tidak terpenuhi, karena kurang mengusumsikan protein, serat, dan karbohidrat. Apalagi seorang ibu yang sibuk akan kerjaan, sehingga pola makan seorang anak jadi tidak diteratur dan terkontrol,” ucapnya, Selasa (7/2/2023).
Evi menjelaskan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKBN) memiliki program untuk stunting ini. Namun stunting tidak hanya kelainan fisik, melainkan akademisnya berkurang, serta intekektualnya.
“Stunting berpengaruh pada segala hal, tidak hanya fisik melainkan pola pikir akan berkurang. Itu sangat mempengatuhi tumbuh kembangnya di dalam lingkungan,” ujarnya.
Evi mengingatkan, pola asuh dan pantauan dari orangtua sangat penting. Dengan itu anak tidak kekurangan protein dan zat-zat yang bergizi untuk proses tumbuh kembang, sehingga terhindar dari stunting,” pungkasnya. Uni/Arj
