PALANGKA RAYA, HALODAYAK.COM – Perdagangan Karbon ialah sebuah bentuk perdagangan yang telah dikenal di pasar internasional, kini mulai berkembang di Indonesia. Pasalnya, di Kalimantan Tengah (Kalteng) carbon trading masih tergolong baru.
Ketua Umum Kadin Kalteng Rahmat Nasution Hamka mengatakan, beberapa perusahaan di Kalteng sudah berkontribusi dalam perdagangan Karbon. Saat ini, sudah ada sebuah bursa karbon yang mirip dengan bursa efek tempat karbon akan ditawarkan.
“Oleh karena itu, para industri besar di Eropa diwajibkan membeli karbon sebagai upaya mengurangi emisi karbon di dunia agar tidak semakin parah. Jika ketersediaan karbon di Kalteng cukup, perusahaan-perusahaan tersebut akan siap untuk membelinya. Namun, konsistensi dan keberlanjutan dalam menyediakan karbon yang diperlukan menjadi hal penting bagi perusahaan di Kalteng,” ucapnya di Hotel Luwansa, Kamis (23/11/2023).
Hamka menekankan, perusahaan harus memiliki konsistensi dan kesadaran dalam membuat penghijauan dan memperhatikan kualitas lingkungan dalam jangka panjang. Ada hitungan khusus yang digunakan, dimana akan dilihat berapa lama daerah itu melakukan penghijauan dan kemampuan untuk meningkatkan produksi karbon.
“Meskipun perdagangan karbon memberikan peluang bisnis yang besar bagi Kalteng yang kaya akan sumber daya alam, masih terdapat kendala yang harus diatasi, seperti hitungan dan perhitungan karbon yang harus akurat. Serta pendekatan dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya keberlangsungan dan konsistensi untuk memperoleh keuntungan dalam perdagangan karbon,” jelasnya.
Rahmat Nasution Hamka sering disapa RNH menambahkan perdagangan karbon di Kalteng merupakan peluang bisnis yang besar. Namun, peluang ini harus diimbangi dengan kesadaran dan komitmen dalam menjaga lingkungan dan hutan di Kalteng sehingga keberlangsungan hidup masyarakat terjaga dalam jangka panjang. (Uni/Vgs)
