Home Halo Cerita BABI DIGUNAKAN SEBAGAI RAMU RITUAL DAYAK

BABI DIGUNAKAN SEBAGAI RAMU RITUAL DAYAK

Wanita Dayak iban yang sedang mempersembahkan babi tahun 1973 / folkofdayak

halodayak.com – Babi, selain sebagai ternak bagi masyarakat Dayak, ia juga tidak bisa terlepaskan dari unsur spiritual, baik untuk memberikan pertanda baik atau buruk bagi masyarakat Dayak melalui pembacaan hati babi, atau juga digunakan sebagai kurban dan sesajian.

Dalam legenda Dayak Iban Saribas, diceritakan dahulu kala ada seorang dewata bernama Selamuda, yang menikah dengan puteri dari Raja Babi, mereka memiliki dua orang anak bernama Begeri dan Uting. Uting ini bertubuh kecil dari pada sodaranya Begeri. Setelah sekian waktu lamanya, Selamuda harus kembali ke alam khayangan.

Raja Babi, mertuanya mengatakan, bahwa ia boleh membawa anaknya Begeri ke negeri para dewata tetapi Uting harus tetap tinggal tetap didunia ini. Raja Babi mengatakan bahwa setiap keturunan Uting akan dikorbankan oleh manusia dalam acara-acara yang besar untuk memberikan pertanda kepada umat manusia.

Dalam keprcayaan Dayak Ngaju yang termuat dalam acara RITUAL “MUBAH TIPENG” diyakini bahwa babi adalah keturunan manusia-dewata dari Pantai Danum Sangiang (Khayangan), yang bernama Raja Patungau. Pada suatu ketika terjadilah paceklik di kerajaan Patungau. Raja Patungau pergi ke kerajaan tetangga, untuk mempercepat perjalanannya dia menyamar menjadi seekor babi.

Ketika ia sudah tiba di kerajaan tetangga, dia lupa merubah penyamarannya tadi, ketika dilihat oleh penjaga kerajaan, dia langsung ditombak, namun untungnya dia sempat pulang ke kerajaannya masih manyerupai seekor babi. Raja Patungau akhirnya diselamatkan oleh Raja Sambung Maut yang sedang perjalanan. Ia pun pergi ke kerajaan Raja Sapaukur, Raja Sapanipeng, Raja Sapanipas yang bertanggung jawab terhadap takdir hidup manusia memohon pengobatan untuk adiknya Raja Patungau.

Demikian atas kehendak Mahatala Langit, Raja Patungau dan keturnanya diturukan kebumi bersama dengan Raja Bunu (Manusia pertama dibumi dalam mite Dayak Ngaju-Ot Danum) dan ditempatkan di sebelah arah matahari terbenam, sebagian keturunannya yang dirunkan menjelama mejadi babi, yang bisa memberi petunjuk kepada manusia. Demikianlah benang merah cerita asal usul Babi menurut penuturan Dayak Iban dan Dayak Ngaju, bahwa babi diyakini adalah salah satu keturuna manusia khayangan.

Exit mobile version