PALANGKA RAYA, HALODAYAK.COM – Pemerintah terus berupaya mengurangi adanya Pernikahan Usia Anak (PUA). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah bersama dinas terkait gencar melaksanakan Sosialisasi Pencegahan Perkawinan Usia Anak (PUA) Tahun 2023 di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) khususnya di Palangka Raya.
Karena itu keterlibatan semua pihak, utamanya peran Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) pun dilibatkan untuk menyosialisasikannya ke sekolah-sekolah menengah.
Ketua TP -PKK Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Ivo Sugianto Sabran pun menyambangi SMAN 1 Palangka Raya, sebagai langkah awal sebelum menyasar SMA lainnya.
“Dengan adanya sosialisasi PUA ini kita dapat mengenalkan kepada kaum pelajar, agar lebih mendewasakan diri terhadap pernikahan usia dini sehingga generasi muda jadi harapan bangsa tidak luntur sejak usia dini karena pernikahan usia dini tersebut,” ucapnya, Selasa (30/5/2023).
Ia berharap para pelajar bisa lebih mengetahui sebab dan akibat dari pernikahan usia anak tersebut.
Ivo menyebut, masa depan bangsa Indonesia sangat bergantung pada anak-anak muda sebagai generasi penerus bangsa, terutama untuk mewujudkan generasi emas Indonesia pada tahun 2045. Maka guna mewujudkan hal tersebut, tentunya dibutuhkan generasi muda yang berkualitas dan harus dipersiapkan mulai dari sekarang termasuk mencegah terjadinya PUA.
Ivo menyampaikan, PUA nantinya memiliki dampak dan risiko diantaranya secara fisik, psikologis, dan ekonomi, serta rentan terjadi kekerasan rumah tangga (KDRT).
“Risiko ini akan berdampak pada anak yang nantinya akan dilahirkan. Anak akan berpotensi mengalami berbagai masalah, seperti masalah dalam pengasuhan, tumbuh kembang hingga mengalami stunting,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 1 Palangka Raya Drs H Arbusin mengucapkan terimakasih atas kehadiran Ketua TP- PKK Provinsi Kalteng telah berkenan hadir dalam kegiatan sosialisasi PUA di SMAN 1 Palangka Raya ini.
“Saya berterimakasih kehadiran Bu Ketua TP- PKK ini menjadi salah satu contoh dan pendorong para pelajar kita lebih semangat lagi dalam melakukan PUA ini, sehingga masa depan para pelajar akan lebih bersinar dan terhindar dari dampak PUA tersebut,” katanya.
Pihaknya mengharapkan, para pelajar juga dapat lebih selektif dalam relasi sosialnya, saling mengingatkan dan membangun pertemanan yang sehat satu sama lain baik secara individu maupun dalam kelompok.
“Ingatlah bahwa membangun diri menjadi lebih baik harus dimulai dari diri kita sendiri, bukan untuk orang lain. Maka itu menjadi bekal kita kelak dalam menghadapi masa depan yang semakin maju dan berkembang salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan tidak melakukan perkawinan di usia anak,” pungkasnya. (Uni/Vgs)
