Home Halo Wisata Malamang Ajarkan Nilai Kebersamaan dan Gotong Royong

Malamang Ajarkan Nilai Kebersamaan dan Gotong Royong

Peserta Lomba Malamang, Parut Kelapa buat santan lamang. Uni/Halodayak.com

PALANGKA RAYA, HALODAYAK.COM – Tradisi di Kalimantan Tengah (Kalteng) sangat kental akan kebudayaan yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan.  Menumbuhkan nilai kebersamaan inilah, Pemerintah Provinsi Kalteng menyelenggarakan lomba Malamang, pada Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) Tahun 2023.

Malamang ialah tradisi gotong royong dan kebersamaan dalam suku Dayak yang diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang masyarakat suku Dayak Kalimantan. Malamang juga sebagai ungkapan rasa syukur atas keberhasilan panen yang dilaksanakan, dan setiap acara adat seperti ritual adat khas suku Dayak lainnya.

Tradisi Malamang adalah mengolah atau membuat Lamang dengan menggunakan bahan beras ketan yang telah direndam selama setengah hari. Lalu dimasak dengan santan dalam bambu muda, kemudian dipanggang di atas bara api kurang lebih 1 jam.

Malamang memiliki tujuan untuk menggali potensi, dan kreativitas masyarakat, sekaligus mempromosikan masakan tradisional khas Kalteng yang nantinya menjadi makanan unggulan di tingkat nasional, hingga internasional. Serta keragaman yang disajikan para peserta menggunakan pakaian tradisional khas daerah juga menambah kesan akan kebudayaan daerah begitu melekat.

Kordinator Seksi Lomba Malamang Lilik Margiatsih menjelaskan, regu untuk tim malamang beranggotakan 5 (lima) orang Pria atau Wanita. Dari start persiapan memasak lamang hingga lamang matang sampai proses penyajian dari durasi minimal 6 jam.

Ia juga menambahkan, dalam satu tim terdapat pembagian tugas antara lain yakni satu orang sebagai pengupas langsung pemarut kelapa, satu orang sebagai penyiap bahan pembuatan lamang dengan memasukkan beras ketan ke dalam ruas bambu serta menyiapkan bahan garnish untuk mendekorasi menu lamang yang siap saji, satu orang sebagai penyiap tungku tempat pembakaran lamang sekaligus memasak lamang, satu orang sebagai penata sajian menu lamang untuk dilombakan, satu orang sebagai pramumenu atau guide yang menjelaskan inti menu yang dia sajikan terhadap hasil review dewan juri secara dialog wawancara langsung secara terbuka di depan umum dengan juri (Chef Cooking) yang sudah ditunjuk panitia.

“Untuk ke depannya kita ingin masakan lamang khas Kalteng dikenal secara luas, baik di tingkat Daerah, Nasional, maupun Internasional. Agar Lomba Malamang dikenal secara menarik dan bisa disaksikan oleh wisatawan domestik maupun mancanegara,” pungkasnya. Uni/Arj

Exit mobile version